JURNAL VOLUME 4
ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PERMUKIMAN DI KAWASAN TANJUNG BUNGA MAKASSAR
Oleh: Syahriar Tato
ABSTRAK
Pada suatu lingkungan permukiman keberadaan sarana dan prasarana merupakan ukuran standar kelayakan dalam artian lingkungan permukiman yang dilengkapi sarana dan prasarana (utilitas) yang memadai cenderung akan mengalami peningkatan taraf kesejahteraan. Hal ini cukup beralasan seperti keberadaan jalan-jalan penghubung ke daerah sekitar maupun ke pusat kota akan terjadi kemudahan akses interaksi dengan lingkungan permukiman sekitarnya maupun ke kawasan-kawasan utama pada daerah perkotaan. Disisi lain keberadaan sarana dan prasarana yang ada di lingkungan permukiman akan memacu pula peningkatan aktivitas sosial dan aktivitas ekonomi. Seperti keberadaan sarana jasa dan perdagangan akan memacu kelancaran distribusi barang dan jasa dari dalam ke luar, keberadaan sarana kesehatan akan terjadi peningkatan mutu kesehatan masyarakat, dan keberadaan sarana pendidikan yang memacu perubahan pola pikir dalam menumbuhkan kemandirian.
- A. PENDAHULUAN
Perkembangan jumlah penduduk pada daerah perkotaan yang disertai dengan peningkatan arus urbanisasi membawa perubahan besar pada kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan papan beserta fasilitas penunjangnya. Kebutuhan dasar tersebut terus meningkat secara alamiah seiring kompleksitasnya kebutuhan hidup bermasyarakat, seperti kebutuhan untuk aktivitas sosial, aktivitas ekonomi, dan aktivitas pelayanan umum. Dari fenomena tersebut menuntut pula pembangunan sarana dan prasarana di daerah perkotaan sebagai pengejewantahan menjaga kelangsungan hidup masyarakat di daerah perkotaan dalam rangka menuju kota berkelanjutan (sustainable cityes).
Menurut Jayadinata J.T, (1999:31) mengatakan bahwa dalam meningkatkan perkembangan kegiatan sosial dan ekonomi, sarana dan prasarana merupakan hal yang penting. Untuk itu perhatian sejak dini dalam hal pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi pembangunannya baik dari segi pembangunan kuantitas sarana dan prasarana yang ada maupun kualitas pelayanannya.
Namun upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana di daerah perkotaan bukanlah hal semudah membalikkan telapak tangan. Kendala dan sejumlah permasalahan dalam hal pemenuhan dan distribusinya menuntut tanggung jawab bersama ketiga komponen pembangunan yaitu pemerintah (penentu kebijakan), masyarakat (pengguna) dan pihak swasta (developer). Dari segi pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana fenomena-fenomena umum yang menjadi kendala utama yaitu harga lahan di perkotaan semakin tinggi, kurangnya ketersediaan lahan, kurangnya partisipasi masyarakat baik dalam bentuk swadaya maupun pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada, dan lain sebagainya, sedangkan ditinjau dari segi distribusi yaitu pemerataan sarana dan prasarana yang menimbulkan kesenjangan sosial antara kawasan pusat kota dan kawasan pinggiran kota.
Kota Makassar sebagai salah satu kota dengan pelayanan jasa, sosial, ekonomi terbesar pada Kawasan Timur Indonesia (KTI) memberikan andil yang cukup besar dalam memicu perkembangan kota-kota lain yang berada di wilayah timur Indonesia umumnya dan bagi daerah hinterlandnya. Kota Makassar dalam Rencana Umum Tata Ruang terdiri atas bagian wilayah kota (BWK) yang membentuk fungsi kawasan-kawasan dan tersebar di seluruh Kota Makassar. Antaranya kawasan pendidikan, kawasan jasa dan perdagangan, kawasan industri, kawasan perkantoran, kawasan permukiman dan kawasan rekerasi/hiburan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang mendukung kelancaran aktivitas masyarakat.
Di era globalisasi pembangunan perumahan di Kota Makassar terjadi perkembangan yang cukup pesat seiring dengan permintaan kebutuhan akan papan sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk. Implikasi dari pembangunan perumahan tersebut menuntut pula ketersediaan sarana dan prasarana perumahan.
Kawasan Tanjung Bunga secara geografis terletak di sekitar ± 5 km sebelah barat daya dari jantung Kota Makassar yang merupakan daerah pesisir pantai Selat Makassar yang membentang sepanjang ± 8 km, yang pengembangannya di mulai sejak tahun 1997 secara fisik maupun non fisik. Ditinjau dari topografi Kawasan Tanjung Bunga merupakan daerah yang berdataran rendah dan juga termasuk daerah perairan karena merupakan daerah hilir aliran Sungai Jeneberang. Pembangunan pada Kawasan Tanjung Bunga perpaduan antara pariwisata, olah raga, bisnis, dan permukiman di atas lahan seluas ± 1000 ha, sedangkan tahap awal pembangunannya di mulai dari pembangunan pusat kawasan yaitu pada Kelurahan Tanjung Merdeka, dimana pembangunan itu berupa pembangunan perumahan yang terdiri dari beberapa kompleks perumahan seluas 340 Ha, pembangunan ruko sebagai fasilitas perdagangan, pembangunan jalan akses dari dan ke Kota Makassar dan Kabupaten Gowa (PT. GMTD, Tbk, 2005). Kawasan Tanjung Bunga merupakan daerah pengembangan wilayah kota (BWK) C Kota Makassar yang memiliki fungsi utama sebagai rekreasi pantai dan jasa pariwisata, pusat perdagangan dan jasa sosial dengan fungsi penunjang pemerintahan Kota, perdagangan, permukiman, pendidikan, dan transportasi (revisi RUTRK Kota Makassar, 2001).
- B. TUJUAN DAN KEGUNAAN
- 1. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu, untuk mengetahui ketersediaan sarana saat ini dan yang akan datang di Kawasan Tanjung Bunga
- 2. KEGUNAAN
- Sebagai bahan masukan bagi swasta (developer) yaitu PT. GMTD, Tbk dalam hal penyediaan kebutuhan sarana di Kawasan Tanjung Bunga .
- Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya khususnya
- bagi pengembangan disiplin ilmu perencanaan wilayah dan kota
- C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada ketersediaan dan banyaknya Kebutuhan akan
- D. METODE PENULISAN
- a. Dalam melakukan penelitian diperlukan penetapan lokasi sebagai upaya pemecahan masalah sesuai dengan tujuan penlitian dan ditetapkan Lokasi GMTDC TANJUNG BUNGA.
- b. Melakukan proses pendataan baik berupa data primer maupun data sekunder dengan melakukan teknik observasi, kuisoner maupun kunjungan lembaga atau instansis.
- c. Dalam melakukan proses analisa digunakan analisis bunga berganda dalam memproyeksi tingkat kebutuhan sarana.
- E. ANALISIS
- a. Analisis Aspek Kependudukan
Dari hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode bunga berganda, maka perkembangan jumlah penduduk di Kawasan Tanjung Bunga dapat diasumsikan yaitu jumlah penduduk 10 (sepuluh) tahun kedepan 2005 – 2010 dengan menggunakan metode bunga berganda, maka akan diperoleh jumlah penduduk sebesar 32.737 jiwa.
- b. Analsisis Ketersediaan Sarana Dan Prasarana
Analisis kebutuhan akan sarana pendidikan diadasarkan pada kondisi real dimana hal tersebut belum memadai yang perhitungannya didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh Ditjen. Cipta Karya Dep. PU, Tahun 1979.
- 1. Analisis Sarana Pendidikan
Ketersediaan fasilitas pendidikan, merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui tingkat pendidikan di daerah/kawasan tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah mengupayakan program pendidikan bagi masyarakat baik secara formal maupun informal, yang mana pendidikan informal dapat ditempuh melalui kursus, pelatihan dan pembinaan. Sedangkan untuk pendidikan formal pemerintah telah menyediakan jenjang pendidikan yang di mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas serta Perguruan Tinggi.
Hasil analisis evaluasi ketersediaan sarana pendidikan di atas berdasarkan standar perencanaan yang dikeluarkan oleh Ditjen. Cipta Karya Dep. PU, Tahun 1979 dapat dilihat bahwa untuk kebutuhan Taman kanak-kanak (TK) yang ada saat ini perlu adanya penambahan begitu pula dengan Sekolah Dasar (SD) sedangkan untuk sarana pendidikan lainnya yaitu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) pada saat ini kurang memadai sedangkan Perguruan Tinggi (PT) tidak perlu mengalami penambahan. Sarana pendidikan yang ada di Kawasan Tanjung Bunga merupakan sekolah yang dikelola oleh pihak swasta dan memiliki sejumlah fasilitas yang ada di dalamnya yang berupa Laboratorium Bahasa Inggris, Komputer dan IPA. Sarana pendidikan yang ada di Kawasan Tanjung Bunga merupakan satu kompleks.
Kebutuhan sarana pendidikan 10 (sepuluh) tahun ke depan untuk sarana pendidikan berupa : Taman Kanak-Kanak (TK) perlu adanya penambahan sebanyak 30 (tiga puluh) unit dengan kebutuhan lahan 36 ha, Sekolah Dasar (SD) penambahan sebanyak 19 (sembilan belas) unit dengan kebutuhan lahan 28,5 ha, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) perlu penambahan sebanyak 5 (lima) unit dengan kebutuhan lahan 50 ha serta Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) penambahan sebanyak 5 (lima) dengan kebutuhan lahan 100 ha.
- 2. Analisis Sarana Peribadatan
Dalam melaksanakan ritual keagamaan berupa ibadah menurut agama dan kepercayaan yang dianut, merupakan wujud kepercayaan terhadap Tuhan YME. Untuk dapat melaksanakan kegiatan keagamaan tersebut, diperlukan ketersediaan fasilitas peribadatan berupa tempat ibadah bagi masing-masing pemeluk agama.
Dengan kondisi yang ada maka untuk ketersediaan sarana peribadatan yang ada saat ini masih belum memadai yaitu berupa sarana langgar serta belum adanya mesjid di Kawasan Tanjung sehingga dalam melaksanakan kewajiban yang berupa Shalat Jumat, maka masyarakat yang bermukim di Kawasan Tanjung Bunga yang hendak beribadah harus ke luar untuk mencari tempat beribadah.
Untuk ketersediaan 10 (sepuluh) tahun ke depan mengenai fasilitas peribadatan diperkirakan masih membutuhkan penambahan jumlah maupun pengadaan unit yaitu; sarana Langgar/Surau mengalami penambahan 11 (sebelas) unit dengan kebutuhan lahan 3,3 ha sedangkan untuk sarana Masjid untuk tahun 2015 perlu adanya pengadaan dengan melihat kondisi yang akan datang. Selain itu juga nantinya akan diadakan pembangunan Masjid dan Gereja yang berskala kawasan yang melayani, kebutuhan masyarakat di Kawasan Tanjung Bunga dan di daerah sekitarnya.
- 3. Analisis Sarana Kesehatan
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang sehat, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, yang indikator pentingnya yaitu tersedianya sarana kesehatan yang berupa ; Poliklinik, Praktek Dokter, Apotek, dan Rumah Sakit Bersalin/BKIA :
Ketersediaan sarana kesehatan yang ada saat ini yang berupa; Poliklinik tidak memadai dengan melihat jumlah penduduk yang ada saat ini, sedangkan Praktek Dokter, Apotek, dan Rumah Sakit Bersalin/BKIA yang ada saat ini masih memadai dengan melihat kondisi kependudukan serta standar perencanaan.
Dengan kondisi yang mana berdasarkan standar perencanaan dan hasil proyeksi jumlah penduduk, maka beberapa jenis sarana kesehatan masih memerlukan beberapa penambahan yakni diantaranya; Poliklinik sebanyak 9 (sembilan) dengan kebutuhan lahan 2,7 ha, Praktek Dokter sebanyak 5 (lima), Apotek sebanyak 1 (satu) dengan kebutuhan lahan 0,35 ha, Rumah Sakit Bersalin/BKIA sebanyak 1 (satu) dengan kebutuhan lahan 1,6 ha. Selain penambahan dan pengadaan unitnya diperlukan juga pemeliharaan dan peningkatan pelayanannya terhadap masyarakat yang bermukim di Kawasan Tanjung Bunga maupun di daerah sekitarnya. dan nantinya di Kawasan Tanjung Bunga akan dilengkapi dengan Rumah Sakit type A yang sesuai dari perencanaan PT. GMTD, Tbk sebagai pengelola kawasan terpadu ini.
- 4. Analisis Sarana Perdagangan dan Jasa
Sedangkan untuk ketersediaan sarana perdagangan pada tahun proyeksi yaitu tahun 2015 masih membutuhkan pengadaan jenis sarana seperti pusat perbelanjaan lingkungan yang berupa minimarket yaitu sebanyak 1 (satu) unit yang melayani kebutuhan masyarakat di Kawasan Tanjung Bunga sedangkan untuk jenis sarana perdagangan yang berupa toko/warung perlu adanya penambahan yang mana sarana tersebut bergabung dengan permukiman
Berdasarkan jumlah penduduk yang ada saat ini dengan memperhatikan standar perencanaan yang baku yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya Dep. PU, Tahun 1979. Maka yang tidak memadai yaitu Toko/Warung dan untuk sarana perbelanjaan yang berskala lingkungan seperti minimarket saat ini belum ada, sedangkan untuk sarana yang lainnya sudah memadai seperti pusat perbelanjaan dan niaga, dan pertokoan (ruko). Disamping itu Pusat Perbelanjaan & Niaga (Mall) yang ada di Kawasan Tanjung Bunga merupakan Pusat Perbelanjaan dan Niaga (Mall) yang berskala regional yang melayani kebutuhan warga masyarakat di Kawasan Tanjung Bunga pada khususnya dan di Kota Makassar pada umumnya yang dikenal dengan nama Grade Trade Center (GTC).
Ketersediaan sarana perdagangan dan jasa merupakan aspek yang cukup esensial dalam perkembangan suatu kota atau wilayah, fasilitas perdagangan dan jasa juga merupakan suatu indikator dalam menentukan perkembangan tingkat perekonomian suatu wilayah, dimana ketersediaan sarana perdagangan dan jasa sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
- 5. Analisis Sarana Perkantoran
Sarana perkantoran merupakan sarana sosial yang menunjang aktivitas di Kawasan Tanjung Bunga dengan melihat fungsi pelayanan dari pada sarana tersebut seperti Kantor Pemerintah yang berupa Kantor Kecamatan Tamalate yang berskala kawasan sebagai fungsi primer, sedangkan swasta yang berupa Kantor Manajemen PT.GMTD, Tbk, dan Kantor Kelurahan Tanjung Merdeka yang pelayanannya berskala lokal sebagai fungsi sekunder.
Untuk melihat kebutuhan sarana perkantoran yang ada saat ini dengan menggunakan jumlah penduduk yang ada saat ini serta melihat standar perencanaan yang dikeluarkan oleh Ditjen. Cipta Karya Dep. PU, Tahun 1979. Maka segala kebutuhan sarana perkantoran yang ada saat ini sudah memadai, selain itu mungkin perlu adanya peningkatan di segi pelayanannya utamanya perkantoran yang bersifat memberikan pelayanan ke publik.
Untuk sarana perkantoran yang telah ada saat ini tidak perlu mengalami penambahan melainkan perlu adanya peningkatan dari segi tingkat pelayanannya
- 6. Analisis Sarana Olah Raga Dan Rekreasi
Untuk sarana olah raga dan rekreasi merupakan sarana yang cukup penting dalam menciptakan manusia yang sehat jasmani maupun rohani, karena sesuai dengan fungsi sarana tersebut merupakan tempat untuk melakukan aktivitas yang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan kita sehari-hari dan sebagai sarana untuk melepas lelah di dalam aktivitas kita seharian. Sehingga sarana olah raga dan rekreasi sangat penting untuk menunjang suatu kawasan.
Kebutuhan sarana olah raga dan rekreasi untuk ketersediaan saat ini di Kawasan Tanjung Bunga sudah memadai yang berupa sarana olah raga yang meliputi: Lapangan Bulutangkis, dan Stadion Dayung yang merupakan sarana olah raga yang bersifat nasional karena ditempat tersebut sering diadakan kegiatan yang bersifat nasional, sedangkan untuk sarana rekreasi yang berupa rekreasi pantai yang dikenal dengan Akkarena dengan skala pelayanan yang bersifat regional pada umumnya dan Kawasan Tanjung Bunga pada khususnya serta taman bermain yang terletak dilingkungan hunian yang ada di Kawasan tanjung Bunga. Selain itu terdapat baruga atau balai pertemuan yang melayani kebutuhan masyarakat di Kawasan Tanjung Bunga untuk kegiatan atau pertemuan antar warga yang terletak di salah satu kawasan hunian yaitu perumahan taman Toraja.
Untuk mengetahui kebutuhan sarana olahraga dan rekreasi untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut sarana olahraga Lapangan Bulutangkis, Baruga dan Stadion Dayung tidak mengalami penambahan melainkan butuh adanya peningkatan kondisi dari pada sarana tersebut sedangkan untuk sarana rekreasi juga tidak mengalami penambahan tetapi memperbaiki kondisi serta mengembangkan yang telah ada sesuai dengan perkembangan kedepan nantinya, hal ini di karenakan kawasan ini merupakan kawasan yang berbasis daerah pariwisata sesuai dengan peruntukannya dalam RUTR Kota Makassar, selain sarana tersebut sarana yang berupa taman yang merupakan sarana daripada kawasan hunian yang ada di Kawasan Tanjung Bunga perlu adanya penambahan sebanyak 10 (sepuluh).
- c. Analisis Aspek Sarana di Tinjau dari Master Plan Kawasan Tanjung Bunga
Analisis aspek sarana ditinjau dari master plan dimaksud untuk melihat apakah peruntukkan sarana yang terbangun sesuai dengan fungsi peruntukkannya, dimana hal ini mempunyai sasaran terwujudnya tingkat pencapaian sesuai dengan kawasan perencanaan dan untuk mengantisipasi impak dari pergerakan sebagai bangkitan yang berpengaruh terhadap permasalahan transportasi kedepannya serta permasalahan lingkungan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil peta over lay tinjauan eksisting sarana dengan master plan Kawasan Tanjung Bunga berikut.
Dari tabel hasil over lay di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa sarana yang ada saat ini tidak sesuai dengan peruntukkannya yaitu tidak berdasarkan dengan master plan yang dikeluarkan oleh PT. GMTD, Tbk yaitu sarana pendidikan yang berupa Taman Kanak-Kanak (TK), sarana kesehatan yang berupa BKIA (Rumah Sakit Bersalin), serta sarana perkantoran swasta yang berupa Kantor Manajemen PT. GMTD, Tbk. Sedangkan untuk sarana lainnya sudah sesuai dengan peruntukkannya yang sudah mengacu pada master plan di Kawasan Tanjung Bunga.
- d. Analisis Sarana Dengan Menggunakan Metode Pembobotan Untuk Meninjau Ketersediaan Sarana yang Ada Saat ini di Kawasan Tanjung Bunga
Analisis sarana dengan metode pembobotan disini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai, dimana dari nilai bobot inidiidentifikasi terdapat tiga kategori yaitu memadai (baik) dalam artian memiliki tingkat ketersediaan, kurang memadai (kurang baik) dalam artian kurang memiliki tingkat ketersediaan, dan tidak memadai (tidak baik) dalam artian belum memiliki tingkat ketersediaan. Adapun pemboboton disini didasarkan pada variabel yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam sub variabel sesuai dengan klasifikasi untuk masing-masing eksisting sarana yang ada di Kawasan Tanjung Bunga.
- 1. Sarana Pendidikan
Tabel 01
Hasil Pembobotan Sarana Pendidikan
No |
Variabel |
Indikator |
Skoring |
Bobot |
|||||||||
Standar Perencanaan |
Nilai |
Tingkat Pelayanan yang Sesuai Persepsi/Masyarakat/Responden |
Nilai |
Master Plan |
Nilai |
||||||||
1 |
Sarana Pendidikan;
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
1 |
|
5
4
5 |
1 unit tidak sesuai dengan fungsi peruntukkanya dan 1 unit sudah sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
3 |
|
|
||||
|
Jumlah |
1 |
|
4,66 |
|
3 |
8,66 |
2,66 |
|||||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
1 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
||||
|
Jumlah |
1 |
|
5 |
|
5 |
11 |
3,66 |
|||||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
3 |
|
5
3
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
||||
|
Jumlah |
3 |
|
4,33 |
|
5 |
12,33 |
4,11 |
|||||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
3 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
||||
|
Jumlah |
3 |
|
5 |
|
5 |
13 |
4,33 |
|||||
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
Keterangan ;
Asumsi pembobotan yaitu;
- Memadai (baik) = 5
- Kurang memadai (kurang baik) = 3
- Tidak Memadai (tidak baik) = 1
- 2. Sarana Peribadatan
Tabel 02
Hasil Pembobotan Sarana Peribadatan
No |
Variabel |
Indikator |
Skoring |
Bobot |
|||||
Standar Perencanaan |
Nilai |
Tingkat Pelayanan yang Sesuai Persepsi/Masyarakat/Responden |
Nilai |
Master Plan |
Nilai |
||||
1 |
Sarana Peribadatan;
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
1 |
|
1
1
1 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5
|
|
|
|
Jumlah |
1 |
|
1 |
|
5 |
7 |
2,33 |
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
Keterangan ;
Asumsi pembobotan yaitu;
- Memadai (baik) = 5
- Kurang memadai (kurang baik) = 3
- Tidak Memadai (tidak baik) = 1
- 3. Sarana Kesehatan
Tabel 03
Hasil Pembobotan Sarana Kesehatan
No |
Variabel |
Indikator |
Skoring |
Bobot |
|
|||||||||||
Standar Perencanaan |
Nilai |
Tingkat Pelayanan yang Sesuai Persepsi/Masyarakat/Responden |
Nilai |
Master Plan |
Nilai |
|
||||||||||
1 |
Sarana Kesehatan;
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
1 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
5 |
|
|
|
||||||
|
Jumlah |
1 |
|
5 |
|
5 |
11 |
3,66 |
|
|||||||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
3
3
3 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|
||||||
|
Jumlah |
5 |
|
3 |
|
5 |
13 |
4,33 |
|
|||||||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
3
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|||||||
|
Jumlah |
5 |
|
4,33 |
|
5 |
14,33 |
4,77 |
|
|||||||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
1
1
1 |
Tidak sesuai dengan fungsi peruntukannya |
1 |
|
|
|||||||
|
Jumlah |
5 |
|
1 |
|
1 |
7 |
2,33 |
|
|||||||
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
Keterangan ;
Asumsi pembobotan yaitu;
- Memadai (baik) = 5
- Kurang memadai (kurang baik) = 3
- Tidak Memadai (tidak baik) = 1
- 4. Sarana Perdagangan dan Jasa
Tabel 04
Hasil Pembobotan Sarana Perdagangan Dan Jasa
No |
Variabel |
Indikator |
Skoring |
Bobot |
||||||
Standar Perencanaan |
Nilai |
Tingkat Pelayanan yang Sesuai Persepsi/Masyarakat/Responden |
Nilai |
Master Plan |
Nilai |
|||||
1 |
Sarana Perdagangan dan Jasa;
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
5 |
|
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
5 |
|
5 |
15 |
5 |
||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
5 |
|
5 |
15 |
5 |
||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
1 |
|
3
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|
|
Jumlah |
1 |
|
4,33 |
|
5 |
10,33 |
3,33 |
||
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
Keterangan ;
Asumsi pembobotan yaitu;
- Memadai (baik) = 5
- Kurang memadai (kurang baik) = 3
- Tidak Memadai (tidak baik) = 1
- 5. Sarana Perkantoran
Tabel 05
Hasil Pembobotan Sarana Perkantoran
No |
Variabel |
Indikator |
Skoring |
Bobot |
||||||
Standar Perencanaan |
Nilai |
Tingkat Pelayanan yang Sesuai Persepsi/Masyarakat/Responden |
Nilai |
Master Plan |
Nilai |
|||||
1 |
Sarana Perkantoran;
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
3
1
1 |
Sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
5 |
|
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
1,66 |
|
5 |
11,66 |
3,88 |
||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
3
1
1 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
1,66 |
|
5 |
11,66 |
3,88 |
||
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
5
5
5 |
Tidak sesuai dengan fungsi peruntukannya |
1 |
|
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
5 |
|
1 |
11 |
3,66 |
||
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
Keterangan ;
Asumsi pembobotan yaitu;
- Memadai (baik) = 5
- Kurang memadai (kurang baik) = 3
- Tidak Memadai (tidak baik) = 1
- 6. Sarana Olahraga & Rekreasi
Tabel 06
Hasil Pembobotan Sarana Olahraga & Rekreasi
No |
Variabel |
Indikator |
Skoring |
Bobot |
|||||
Standar Perencanaan |
Nilai |
Tingkat Pelayanan yang Sesuai Persepsi/Masyarakat/Responden |
Nilai |
Master Plan |
Nilai |
||||
1 |
Sarana Olahraga & Rekreasi;
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5
|
|
3
1
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
5 |
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
3 |
|
5 |
13 |
4,33 |
|
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
5 |
|
5 |
15 |
5 |
|
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
5
1
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukannya |
5 |
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
3,66 |
|
5 |
13,66 |
4,55 |
|
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
5
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
5 |
|
|
|
|
5 |
|
5 |
|
5 |
15 |
5 |
|
|
|
Jumlah penduduk pendukung minimum |
5 |
|
3
5
5 |
Sesuai dengan fungsi peruntukkannya |
5 |
|
|
|
Jumlah |
5 |
|
5 |
|
5 |
15 |
5 |
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
Keterangan ;
Asumsi pembobotan yaitu;
- Memadai (baik) = 5
- Kurang memadai (kurang baik) = 3
- Tidak Memadai (tidak baik) = 1
Tabel 07
Nilai Bobot Aspek Sarana Ditinjau Dari Standar Indeks Bobot Kualitatif Dan Kuantitatif
No |
Variabel |
Nilai Bobot |
Indeks Bobot Kuantitatif |
Indeks Bobot Kualitatif |
1 |
Sarana Pendidikan;
|
2,66
3,66 4,11 4,33 |
> 3 – 5 >1 – 3 1
|
Kurang Memadai Memadai Memadai Memadai |
2 |
Sarana Peribadatan;
|
2,33 |
> 3 – 5 >1 – 3 1 |
Kurang Memadai |
3 |
Sarana Kesehatan;
|
3,66 4,33 4,77 2,33 |
> 3 – 5 >1 – 3 1
|
Memadai Memadai Memadai Kurang memadai |
4 |
Sarana Perdagangan dan Jasa;
|
5
5 3,33 |
> 3 – 5 >1 – 3 1
|
Memadai
Memadai Memadai |
5 |
Sarana Perkantoran;
|
3,88 3,88 3,66 |
> 3 – 5 >1 – 3 1
|
Memadai Memadai Memadai |
7 |
Sarana Olahraga Dan Rekreasi;
|
4,33 5 4,55 5 4,55 |
> 3 – 5 >1 – 3 1
|
Memadai Memadai Memadai Memadai Memadai |
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2005
F. DAFTAR PUSTAKA
Amien, M. 1996. Penataan Ruang Untuk Pembangunan Wilayah Penerbit Lembaga Penelitian Universitas Hasanuddin
Bratakusumah S. D. dan Riyadi. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Budihardjo, Eko. 1997. Tata Ruang Perkotaan. Bandung: Penerbit Alumni.
Badan Perencanaan Daerah. 2001. Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Makassar.
Departemen PU Direktorat Jenderal Cipta Karya. 1998. Kamus Tata Ruang. Jakarta
Jayadinata, J. T. 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan Perkotaan & Wilayah. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Koestoer H. R. 1997. Perspektif Lingkungan Desa – Kota. Jakarta Penerbit Universitas Indonesia.
———— H. R. et al (ed.). 2001. Dimensi Keruangan Kota. Jakarta Penerbit Universitas Indonesia.
Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota. 1979. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum
W.J.S. Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta PN Balai Pustaka.
Leave a Reply